Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agar Tradisi Malamang Tidak Padam di Kalimatan Tengah

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Peserta malamang pada FBIM 2019, Palangka Raya, Selasa 18 Juni 2019.ANTARA/Muhammad Arif Hidayat
Peserta malamang pada FBIM 2019, Palangka Raya, Selasa 18 Juni 2019.ANTARA/Muhammad Arif Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memanfaatkan pelaksanaan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2019 untuk melestarikan berbagai tradisi yang ada sejak dulu, termasuk salah satunya adalah malamang. "Lomba malamang selalu ada dalam setiap FBIM. Selain untuk melestarikan tradisi ini, juga untuk memperkenalkan lamang khas Kalimantan Tengah sebagai pilihan kuliner bagi wisatawan," kata Koordinator Lomba Malamang FBIM 2019 Rosine di Palangka Raya, Selasa 18 Juni 2019.

Baca: Tradisi Maddupa Keteng di Makassar, Sambut Ramadan dengan Dupa

Tradisi malamang adalah mengolah atau membuat lamang. Lamang merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan dan dimasak dengan santan dalam bambu muda, dengan cara dipanggang di atas bara api.

Pihaknya ingin lamang khas Kalteng dikenal secara luas, baik di tingkat daerah, nasional bahkan internasional. Makannya lomba malamang dikemas secara menarik yang bisa disaksikan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Setiap peserta dari Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah pun, tampil secara maksimal dalam lomba tersebut. Mulai dari penggunaan kostum yang seragam hingga menari saat malamang, guna menarik perhatian penonton.

Dewan Juri Lomba Hamdani mengatakan, banyak hal yang menjadi dasar penilaian lomba malamang. Meliputi pemilihan kostum, kerja sama tim hingga kecepatan maupun ketepatan waktu dalam memasak. "Waktu maksimal yang kami berikan adalah enam jam, jika melebih batas waktu tersebut tentu ada pengurangan nilai. Namun yang paling utama dalam lomba ini, adalah lamang yang peserta olah dan sajikan," tuturnya.

Sesuai aturan dewan juri menetapkan, ada sebanyak lima lamang yang diolah peserta, terdiri dari dua lamang dari ketan putih, dua dari ketan hitam dan satu kombinasi. Cita rasa dari lamang yang diolah merupakan penentu utama dalam tahap penilaian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian setiap tim terdiri dari lima orang peserta, yakni satu orang sebagai ketua dan empat orang sebagai anggota. Sejak awal hingga berakhirnya lomba, semua diawasi oleh pihaknya untuk diberikan penilaian.

Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 10 kabupaten dan kota se-Kalimanatan Tengah, meliputi Palangka Raya, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Barito Timur, Barito Utara, Barito Selatan, Pulang Pisau serta Kapuas.

Sementara itu Pendamping Tim Malamang asal Barito Timur Yudesman menuturkan, pihaknya selalu mengikuti cabang lomba yang digelar dalam FBIM tersebut di setiap tahunnya. "Antusiasme kami dalam cabang lomba ini, dikarenakan warga Bartim umumnya sangat menggemari tradisi malamang. Mulai dari tahapan pembuatannya hingga menikmati hasilnya," katanya.

Baca: Ada Tradisi Unik Perang Kotoran Sapi di India, Seperti Apa?

Pihaknya pun berharap tradisi malamang di Kalteng benar-benar bisa dikenal secara luas di tingkat nasional bahkan internasional. Hingga nanti malamang bisa menjadi pertunjukan budaya dan lamangnya menjadi salah satu kuliner favorit asal Kalimantan Tengah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

1 hari lalu

Pengunjung bersantai di salah satu pantai di Nusa Dua, Bali, pada libur Lebaran 2024 (Dok. ITDC)
Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.


Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

4 hari lalu

Pemain saksofon dari grup musik jazz asal Belanda Henk Kraaijeveld Quintet, Yoran Aarssen saat tampil di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa 1 Agustus 2023. Penampilan grup musik jazz asal Belanda yakni Henk Kraaijeveld Quintet digelar dalam rangka melakukan tur di Indonesia. Henk Kraaijeveld Quintet membawakan sejumlah lagu dan aransemen musik yang bernuansa petualangan, balada maupun jazz modern. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?


Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Perkebunan kelapa sawit PT Suryamas Cipta Perkasa yang terindikasi masuk ke dalam kawasan hutan di Desa Paduran Sebangau, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis, 21 Desember 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.


22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

Perkebunan kelapa sawit di area konsesi PT Suryamas Cipta Perkasa yang terindikasi masuk ke dalam kawasan hutan di Desa Paduran Sebangau, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Dilihat dari atas pada Kamis, 21 Desember 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

8 hari lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

8 hari lalu

Presiden Jokowi Tinjau Panen Raya Padi di Kabupaten Malang | Foto: dok.Kementan
Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

11 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

13 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

15 hari lalu

Putri Ayudya sebagai Karin saat berlaga aksi dalam film 13 Bom di Jakarta. Visinema
13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Film 13 Bom di Jakarta menerima dua penghargaan bergengsi dari Ho Chi Minh City International Film Festival


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

16 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.